Kredit Syariah Tanpa Riba Itu Seperti Apa?

Ilustrasi: Pak Fulan berencana untuk membeli motor A yang harganya Rp 30 Juta dengan cara dicicil.

 

Cicilan Konvensional/Ribawi 

  1. Pak Fulan datang ke showroom mengajukan pembelian motor A dengan kredit 24 bulan. 
  2. Showroom menghubungi leasing dan mengatakan motor A seharga Rp 30 Juta dibeli Pak Fulan dengan kredit 24 bulan. 
  3. Leasing menghubungi Pak Fulan dan menyetujui kredit motor A dengan angsuran 1,5 Juta/bulan selama 24 bulan. 
  4. Harga motor A Rp 30 Juta. Total jumlah cicilan kepada leasing adalah Rp 36 Juta. 

 

Cicilan Syariah/Jual Beli 

1.Pak Fulan datang ke LKS (Lembaga Keuangan Syariah) untuk membeli motor A dengan dicicil 24 bulan. 

  1. LKS membeli motor A dari showroom seharga Rp 30 Juta. 
  2. LKS kemudian menjual motor A kepada Pak Fulan seharga Rp 36 Juta dengan pembayaran dicicil Rp 1,5 Juta/bulan selama 24 bulan. 
  3. Harga jual LKS Rp 36 Juta. Total jumlah cicilan kepada LKS Rp 36 Juta.

 

Kesimpulan: 

  1. Pembiayaan/Leasing ada pertambahan nilai hutang yang dinamakan bunga/RIBA. 
  2. Jual beli ada pertambahan nilai harga jual yang disebut margin/laba. 
  3. Sama-sama ada pertambahan, namun syariat Islam menyatakan bahwa RIBA itu haram dan laba jual beli itu halal.
  4. Membeli dengan cara tunai tanpa hutang lebih dianjurkan dan harganya lebih murah.
  5. Apabila benar-benar butuh untuk membeli barang dengan cara cicilan, sebagai umat Islam pastikan akad cicilannya tanpa Riba.

” …Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan  riba…” (Q.S. al-Baqarah: 275)